JOKO Widodo atau biasa dikenal dengan sebutan Jokowi adalah sosok pemimpin yang sekarang ini tidak hanya sedang naik daun tetapi juga fenomenal. Popularitasnya dalam kancah perpolitikan negeri ini dapat diperhitungkan dengan baik. Kesuksesannya memimpin Kota Solo selama dua periode akhirnya mengantarkan dirinya pada kursi DKI 1.
Apa kehebatan dari seorang Jokowi? Buku Jokowi, Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker yang ditulis oleh Yon Thayrun berdasarkan wawancara langsung ini berusaha mengenal lebih dekat seorang Jokowi, baik dari segi kepribadiannya maupun karakternya sebagai seorang pemimpin.
Secara utuh, Jokowi merupakan sosok pribadi yang ulet, pekerja keras, disiplin, tekun, optimis, dan sederhana. Hal ini bisa terlihat bagaimana ia membuka usaha pabrik kayu yang ia beri nama CV Rakabu pada tahun 1988, jauh sebelum menjadi Wali Kota Solo.
CV Rakabu yang sekarang sudah mencabang di manamana, Jokowi buka dengan penuh liku, mulai dari nol, tanpa keraguan sedikitpun. Dengan berbekal keuletan dan ketekunan dalam menjalankan usahanya, Jokowi optimis usaha tersebut akan membuahkan hasil memuaskan.
Betul sekali, usaha mebel Jokowi yang awalnya hanya berpusat di sekitar Solo dengan 3 karyawan, pada tahun kedua bisa menembus pasar mebel Jakarta dan kota-kota besar lainnya, baik Jawa maupun luar Jawa. Dan tak butuh waktu lama, pada tahun ketiga ia bisa mengekspor produknya ke Prancis (hal. 20). Hingga kini, Jokowi memiliki 8 pabrik yang tersebar di Solo, Sragen, Boyolali, dan Sukoharjo. Jumlah karyawan yang dulu hanya 3 orang, kini melonjak menjadi 1. 200 orang. Sebuah prestasi yang cemerlang, di mana ia berhasil menciptakan lapangan kerja bukan mencari lapangan kerja.
Kesuksesan Jokowi dalam bidang bisnis itulah akhirnya mengantarkan dirinya menjadi ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Komda Solo Raya. Dari sanalah yang kemudian menjadi awal karir Jokowi dalam memimpin sebuah organisasi dengan beragam manusia di dalamnya. Dua periode di Asmindo menjadi bekal Jokowi maju ke Pilkada Solo 2005-2010 dan berhasil terpilih menjadi orang nomor satu di Solo.
Kesuksesan Jokowi memimpin Kota Solo membuatnya didapuk memimpin Solo hingga dua periode, yaitu 2005-2010 dan 2010-2015. Namun pada tahun ini, 2012, Jokowi harus melepas jabatannya di Solo karena dipercaya untuk memimpin Ibu Kota Jakarta, dengan motto: Jakarta Baru 2012 bersama Jokowi-Ahok.
Karakter kepemimpinan Jokowi adalah ngemong dan visioner. Antara ucapan dan praktik cocok, tidak berupa buaian belaka. Visi-misi yang ia usung betulbetul pro rakyat. Tidak jarang Jokowi mendobrak aturan protokoler dan birokrasi demi kemaslahatan rakyat. Baginya birokrasi hanya akan menciptakan peluang korupsi yang harus dipangkas (hal. 108).
Di Solo proses pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) yang awalnya membutuhkan waktu 2 pekan dirubah menjadi 1 jam. Idzin usaha yang awalnya membutuhkan waktu 6-8 bulan dirapikan menjadi 6 hari menggunakan layanan one stop service. Semua itu tidak lain untuk efisiensi waktu dan menghindari peluang korupsi yang dapat menyengsarakan rakyat.
Terbukti, Solo yang sebelumnya berada pada indek persepsi korupsi (IPK) tinggi, semenjak dipimpin Jokowi, Solo menjadi lebih bersih. Transparency International Indonesia (TII) menyebutkan, bahwa pada 2011, Solo termasuk tiga besar Kota dengan tingkat korupsi terendah dengan IPK 6,08, sedikit lebih tinggi dari skor IPK Norwegia dan Singapura (5,0), yang keduanya masuk dalam 10 besar negara terbersih dari korupsi di dunia (hal. 108).
Dengan kepribadian dan karakter kepemimpinan Jokowi yang betul-betul pro rakyat, ia menjadi begitu dicintai rakyatnya. Seluruh lapisan masyarakat begitu mendambakannya, mulai dari rakyat kecil, pedagang kaki lima, wartawan, hingga pejabat negara sekalipun.
Tak jarang Jokowi menyempatkan diri bersepeda onthel menyusuri jalan-jalan kecil di kala senggang hanya untuk menyapa warganya. Ia ciptakan suasana kondusip dalam mengatur tatanan kotanya dari berbagai keruwetan dan kekomplekan dengan kelembutan dan langkah solutif. Imej Satpol PP yang cenderung garang, ia hilangkan dengan turun langsung ke lapangan menyapa dan menampung segala keluhan warga, yang kemudian ia carikan solusi.
Tidak cuma itu, ia juga sangat perhatian dengan efisiensi anggaran. Hal itu terlihat dari bagaimana ketika Jokowi mempertahankan mobil dinasnya, Toyota Camry tahun 2000, padahal banyak kalangan yang menyarankan agar mobil dinas itu diganti yang lebih bagus dan baru. Bahkan ketika harus ganti, ia memilih mobil Esemka made in anak-anak SMK di Solo. Hal ini di samping sebagai bentuk cinta produk lokal (nasionalisme) dan efisiensi anggaran karena harganya lebih murah, juga sebagai bentuk prestisius menuju Indonesia Mandiri (hal. 54-79).
Buku ini sangat menginspirasi dan cocok untuk dibaca khalayak, khususnya mereka yang posisinya sebagai pemimpin, di mana jika semangat antikorupsi dan semangat juang Jokowi dimiliki oleh segenap pemimpin negeri ini, lambat laun negeri ini akan bersih dan bebas dari korupsi. (*)
Data Buku
Judul : Jokowi, Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker
Penulis : Yon Thayrun
Penerbit : Noura Books, Jakarta
Cetakan : I-IV, 2012
Tebal : 240 halaman
ISBN : 978-602-9498-46-2
Harga : Rp. 36.000,00
*dimuat di Radar Surabaya (2 Desember 2012)
0 Response to "Jokowi, Pemimpin yang Fenomenal*"
Posting Komentar
Tinggalkan komenrar Anda di sini!