Menjadi kota metropolitan ketiga setelah Jakarta dan Surabaya, Medan tidak jauh berbeda dengan keduanya dalam segi keadaan lalu lintasnya yang seringkali dijebak kemacetan. Namun, bukan berarti Medan tidak menarik untuk dijelajahi. Selain pesona dan keanggunan Danau Toba yang sudah tidak asing bagi orang-orang, Medan juga banyak menyimpan keindahan alam lainnya. Mulai dari wisata budaya sampai kulinernya.
Panorama Medan yang merupakan pintu masuk utama bagian barat Indonesia ini menawarkan aneka ragam keindahan. Seperti yang dicerikan Ariyanto dan Ajie Hatadji dalam buku berjudul Travelicious Medan ini, bahwa menjelajah Medan mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pendatang dan pengunjungnya.
Jika mungkin ada yang beranggapan bahwa tempat wisata yang menarik di Medan hanya Danau Toba dan Pulau Somasir, maka anggapan itu kurang tepat. Karena ternyata masih banyak keindahan alam yang bisa dinikmati di Medan selain keduanya, seperti Taman Buaya, Rahmat Gallery and Wildlife Museum, Kebun Binatang Medan, Kolase Sejarah dan lain sebagainya.
Di Taman Buaya yang berada di daerah Asam Kumbang dan merupakan penangkaran buaya terbesar se Asia, pengunjung akan dibuat kagum dengan aksi-aksi buaya yang terdiri dari berbagai jenis dan ukuran. Pertama kali masuk area Taman Buaya, pengunjung akan menemukan kolam kering yang menampung beberapa buaya sesuai dengan umurnya. Dan selanjutnya, setelah melewatinya, di bagian belakang ada rawa luas dengan permukaan lumut hijau dan di sanalah akan ditemukan buaya besar ukuran dua kali lipat dari besar manusia yang asyik berjemur, mengambang tanpa gerak, dan kadang bergerak dengan gerakan slow motion. Taman Buaya yang kabarnya ada sejak tahun 1959 sampai saat ini sudah menampung 2.500 ekor lebih.
Selain itu, juga ada Rahmat Gallery and Wildlife Museum di mana museum ini memiliki koleksi lebih dari 600 patung binatang asli yang sudah diawetkan. Segala jenis dan bentuk binatang di belahan dunia ada di meseum ini, termasuk display aneka nyamuk hingga binatang yang tidak ditemukan di Indonesia. Bahkan dari saking banyaknya koleksi di dalamnya, tidak sedikit kumpulan replika binatang yang dikumpulkan dalam jumlah banyak.
Juga tidak kalah menariknya, ketika pengunjung pergi ke Bukit Lawang yang merupakan pusat perawatan dan rehabilitasi orangutan di Sumatera Utara. Di saat spesies berwarna merah agak kecoklatan ini sudah mulai punah karena ada yang menganggap hama dan dibunuh, ternyata masih ada tempat yang menyediakan perlindungan baginya tanpa harus ada sekat. Di Bukit Lawang ini pengunjung bisa melihat langsung orangutan dari jarak dekat dan hidup di habitat aslinya, berayun dari dahan pohon satu ke dahan yang lainnya. Ini cukup menarik simpati para pengunjung dari berbagai belahan Indonesia, bahkan dunia—dengan datang ke Bukit Lawang mimpi melihat langsung orangutan di habibat aslinya akan menjadi kenyataan.
Selanjutnya, sebagai pelengkap jelajah Medan, wisata kulinernya semakin melengkapi keindahan wisatanya. Bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa Medan juga sebagai surganya makanan. Ini tidak lain karena selain wisata alamnya, wisata kuliner Medan benar-benar komplit. Mulai dari kue-kue basah hingga makanan berat. Mulai dari buah-buah segar hingga minuman segar. Jenisnya pun variatif. Pengunjung tinggal mencocokkan dengan lidah dan test-nya masing-masing. Hal ini dikarenakan Medan menjadi pertemuan banyak budaya, mulai dari Islam, Melayu, India, Batak, China hingga Jawa.
Pancake Durian adalah salah satu makanan khas yang banyak diburu di Medan. Meski harga pancake durian relatif mahal, namun sangat disayangkan jika penikmat kuliner melewatkan makanan ini. Bila ingin harga yang agak miring, pengunjung bisa ke Jl. Krakatau, tepatnya di Durian House. Harga di sana bisa tiga kali lipat lebih murah dari harga di tempat lain.
Sebagai testimoni, semakin menambah nilai tawar buku ini karena juga dilengkapi dengan info-info rute perjalanan, penginapan, dan peta wisata kuliner dan belanja, sehingga membuat buku ini cocok untuk menjadi teman jika ingin menjelajah Medan.
Selain itu, hal yang juga menarik dan perlu di teladani setelah membaca buku setebal 168 halaman ini ialah karakter asli dari berbagai etnis yang ada di Medan masih kuat dan hidup berdampingan, di mana hal yang demikian sudah jarang ditemukan di daerah-daerah luar Medan. Semoga bisa diambil pelajaran dan selamat membaca.
Data Buku
Judul : Travelicious Medan
Penulis : Ariyanto dan Ajie Hatadji
Penerbit : B first, Yogyakarta
Cetakan : I, Februari 2012
Tebal : viii + 168 halaman
ISBN : 978-602-8864-53-4
*telah dimuat di media online Rimanews.com (23 Juni 2012)
0 Response to "Menikmati Pesona Kota Medan*"
Posting Komentar
Tinggalkan komenrar Anda di sini!