Bangsa ini seakan tidak bisa memperbaiki diri dari keterpurukan kasus narkoba. Kasus yang pernah terjadi sebelumnya seakan tidak berefek positif pada langkah selanjutnya. Dari tahun ke tahun kasus narkoba terus meningkat.
Menurut data dari BNN (Badan Narkotika Nasional), tahun 2005 tercatat ada 1,75 persen pengguna narkoba. Tahun 2008 naik menjadi 1,99 persen. Tiga tahun setelahnya, tahun 2011, meningkat lagi menjadi 2,2 persen. Tahun 2015 diperkirakan angka penyalahgunaan narkoba naik 2,8 persen atau 5,8 juta hingga 6 juta penduduk (Jurnas, 23/10/12).
Menurut data dari BNN (Badan Narkotika Nasional), tahun 2005 tercatat ada 1,75 persen pengguna narkoba. Tahun 2008 naik menjadi 1,99 persen. Tiga tahun setelahnya, tahun 2011, meningkat lagi menjadi 2,2 persen. Tahun 2015 diperkirakan angka penyalahgunaan narkoba naik 2,8 persen atau 5,8 juta hingga 6 juta penduduk (Jurnas, 23/10/12).
Kasus artis Raffi Ahmad bersama teman-temanya yang bulan lalu tertangkap basah lagi berpesta narkoba di rumahnya hanya salah satu dari gundukan gunung es yang hanya tampak sebagian saja. Jika dikuliti lebih lanjut bisa dipastikan akan tertangkap puluhan Raffi Ahmad yang hobi mengkonsumsi barang haram itu.
Memang tidak semua pengkonsumsi narkoba, baik yang tertangkap atau tidak, seutuhnya mencitrakan dirinya sebagai penjahat yang harus diadili dan dihukum. Adakalanya mereka mengkomsi barang haram dikarenakan hanya kenalan remaja saja yang akan hilang seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya umur manusia. Namun terlepas dari apapun alasannya, yang namanya mengkonsumi narkoba tetaplah dilarang oleh negara dan agama. Untuk itu, dibutuhkan pencengahan dini agar narkoba yang seringkali menghinggapi para pemuda-pemudi negeri ini tidak menjangkitinya.
Setidaknya, ada empat elemen penting agar bangsa ini bebas narkoba, di mana antara satu sama lainnya mempunyai hubungan erat. Pertama, orangtua. Orangtua sebagai pengawas dan pendidik sangat penting perannya dalam menjaga dan mengawasi anak-anaknya dari pengaruh jelek yang mengancamnya. Orangtua harus selalu awas terhadap gerak-gerik anak-anaknya, baik ketika di rumah maupun di luar rumah. Jangan karena alasan anak sudah dewasa, terus orangtua lepas atau absen mengontrol tingkah laku anaknya. Tidak jarang, kekurang perhatian orangtua bisa menyebabkan seorang anak menjadi liar dan akhinya bisa terjerumus ke jurang nista. Juga, jangan karena alasan anak sudah bisa mencari nafkah sendiri—bahkan mungkin menjadi tulang punggung keluarga—justru orangtua berhenti mengawasi anaknya dengan sekedar menanyakan kegiatannya dalam sehari-harinya.
Kedua, guru (pendidikan). Guru sebagai orangtua kedua setelah orangtua juga sangat berperan penting dalam membentuk karakter seorang anak. Sekolah yang menjadi wadah dalam pembentukan jati diri siswa diharapkan bisa menyadarkan siswa-siswinya terhadapa ajaran agama dan pemerintah, baik lokal maupun nasional. Dalam hal narkoba, sekolah diharapkan bisa memberi pengertian dan pemahaman perihal bahaya narkoba, baik secara fisik maupun hukum. Hal ini bisa lewat kampanye narkoba, undang-undang anti narkoba, pemeriksaan barang bawaan siswa, dan sebagainya.
Ketiga, lingkungan. Faktor ini tidak kalah penting dari kedua elemen di atas. Lingkungan sangat berpengaruh pada kebiasaan hidup seseorang. Lingkungan yang sering diidentikkan dengan teman bergaul atau bermain seseorang kalau salah pilih bisa menjadi racun dalam hidupnya. Untuk itu, seseorang harus pinter-pinter mencari teman bergaul. Hal ini sejalan dengan ungkapan; jika seseorang ingin beraroma wangi, maka sering-seringlah duduk bersama penjual minyak wangi dan jika sesorang ingin beraroma amis, maka sering-seringlah duduk bersama penjual ikan atau terasi. Artinya, dalam hal narkoba, jika seseorang ingin selamat dari narkoba, maka janganlah sekali-kali bergaul dengan pengkonsumsi narkoba dan begitu juga sebaliknya.
Keempat, pemerintah. Tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran narkoba di negeri ini terus merebak dari tahun ke tahun. Tidak hanya dari produk lokal, jenis narkoba internasional bisa dinikmati di negeri ini. Untuk itu, peran pemerintah lewat penegak hukumnya diharapkan selalu waspada setiap orang yang mencurigakan, baik WNI atau WNA. Selain itu, pemerintah juga harus pro aktif merazia tempat-tempat yang cenderung menjadi sarang narkoba, seperti kafe-kafe, tempat-tempat hiburan malam, dan sejenisnya.
Empat elemen di atas merupakan langkah bersama melawan narkoba yang bertali temali dalam usaha menciptakan Indonesia bebas narkoba. Jika keempat elemen di atas bisa berjalan secara berkesinambungan, bisa dipastikan, dengan lambat laun Indonesia ini akan bebas dari narkoba. Semoga!
*telah dimuat di Radar Surabaya (6 Pebruari 2013)
0 Response to "Bersama Melawan Narkoba"
Posting Komentar
Tinggalkan komenrar Anda di sini!