Selamat Datang di Blog Sederhana ini. Semoga Bisa Bermanfaat. Amin...

Mengenal Lebih Dekat Keluarga Pak Beye*

Buku "Pak Beye dan Keluarganya" ini adalah buku keempat atau buku terakhir dari tetralogi sisi lain SBY (Pak Beye), yang ditulis oleh Wisnu Nugroho. Mas Inu (sapaan akrab Wisnu Nugroho), penulis buku ini dengan bahasa khas kewartawanannya berhasil menggambarkan kepada pembaca dengan gambaran yang sopan dan bijak dalam menyampaikan fakta yang ada.

Layaknya buku yang menyorot pribadi seorang tokoh, buku ini tidak lepas dari penilaian subjektif Mas Inu, sebagai penulis. Namun, Mas Inu dengan siasat tupainya berhasil menyamarkan subjektifitas pribadinya. Kalau saya menilainya, Mas Inu benar-benar dapat mengemasnya dalam kalimat-kalimat yang sangat "mengelabui" pembaca. Tidak jarang saya menemukan beberapa hal yang tidak Mas Inu sukai dari Pak Beye, dia menyinggungnya dengan sindiran yang halus dan sentilan yang sulit diterka apakah dia pro atau kontra Pak Beye.

Selain itu, Mas Inu juga dapat membungkus indah pendapat-pendapat pribadinya. Karenanya, lewat buku ini Mas Inu tidak secara langsung memberikan kebebasan kepada para pembaca untuk memberikan penilaiannya sendiri secara natural, tanpa harus terpengaruh orang lain.

Sempat terjadi penilaian berbeda antara saya dan orang terdekat saya, akan posisi Mas Inu dalam buku ini; apakah dia pro atau kontra Pak Beye. Dengan penunjukan dan pembuktian hasil bacaan kami masing-masing dalam buku ini, kami menguatkan masing-masing pendapat kami. Sampai resensi buku ini pun saya tulis, penilaian kami pun tetap berbeda. Hal ini menjunjukkan bahwa Mas Inu berhasil menyembunyikan penilaian subjektifitasnya kepada pembaca.

Simbol Kekeluargaan
Hemat saya, pemilihan warna sampul buku ini sangat tepat sekali. Warna merah. Warna merah, yang menandakan pertalian darah (keluarga), cocok dengan judul bukunya. Dalam buku ini, Mas Inu menceritakan tentang keluarga Pak Beye dengan bahasa yang renyah nan "menggoda" pembaca. Di dalamnya ada kisah tentang orang tua Pak Beye, Ibu Ani, Mas Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyino), Mas Agus, Mbak Anisa dan Aira (cucu pertama Pak Beye)-yang juga diperkaya dengan foto-foto hasil jepretan Mas Inu.

Dengan membaca buku ini, pembaca-baik yang pro maupun yang kontra SBY-akan lebih dekat mengenal keluarga Pak Beye. Jika sebelumnya pembaca tidak mengetahui seluk beluk keluarga Pak Beye, maka dengan membaca buku ini, pembaca sedikit demi sedikit akan mengenal lebih dekat keluarga Pak Beye. Lihat saja, sebelumnya mungkin kita bertanya-tanya kenapa hanya Mas Ibas yang muncul ke permukaan sedangkan kakaknya, Mas Agus Trimurti, meredup dari khalayak (media), padah mereka sama-sama putra presiden.

Hal itu dijawab oleh buku ini. Mas Ibas lebih muncul ke permukaan karena ia memang disiapkan sebagai "putra mahkota", untuk masa depan Partai Demokrat, berbeda dengan kakaknya, Mas Agus, yang berkarier di bidang militer.

Tidak jarang kita temukan Mas Ibas selalu bersama dalam berkampanye dan mengisi struktural kepartaian. Untuk itu, sangat cocok sekali ketika mas Ibas dibilang sebagai "putra mahkota" keluarga SBY.

Kiprah politik mas Ibas, tidak tanggung. Dalam waktu singkat dia langsung ada pada "link" tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih terhitung belia ini, ia sudah berkiprah dan duduk di kursi DPR RI. Pada pemilu legislatif 2009 kemarin Mas Ibas berhasil meraih suara tertinggi, yang kalau meminjam istilah Mas Inu; Mas Ibas sebagai juara nasional.

Selain kiprahnya di DPR RI, ia juga menduduki jabatan penting dan strategis di Partai Demokrat. Ia menjadi sekretaris jendral partai di bawah ketua umum partai, Anas Urbaningrum. Dan bahkan andai Mas Ibas sudah matang dalam usia, mungkin dia yang akan (di)duduk(kan) sebagai ketua umum partai. Hal inilah mungkin yang menguatkan bahwa Mas Ibas sebagai sisi sebelah lainnya dari Pak Beye, yaitu sisi sipil (politik)-nya, yang mana terjun ke dunia politik tidak dicita-citakan oleh Mas Ibas sendiri. Karena sebenarnya Mas Ibas bercita-cita ingin seperti eyang, bapak, dan kakaknya, yang sebagai tentara (hal. 70).

Selanjutnya, selain kisah seputar Mas Ibas, yang banyak menghiasi buku ini adalah kisah Bu Ani, istri Pak Beye. Bu Ani yang selalu mendampingi Pak Beye setiap detik, juga menarik dibincangkan dalam buku ini. Berbeda dengan anggota keluarga lainnya (Mas Agus, Mbak Annisa, dan Aira) yang lebih sedikit singgungannya ketimabang Pak Beye, Mas Ibas, dan Bu Ani.

Dari sini, kita tahu bahwa yang lebih dominan mewarnai kekeluargaan Pak Beye dalam posisinya sebagai presiden adalah tiga orang utama; Pak Beye sendiri, Bu Ani, dan Mas Ibas. Perbincangan tiga orang ini bisa dilihat pada isi pembahasan buku ini. Dari tujuh bab yang ada, masing-masing dari tiga orang ini ada pada bab tersendiri, yaitu pada bab 1, 2, dan 3-khusus membahas satu persatu dari ketiganya.

Bab 1 berisi kisah Pak Beye selama tinggal di Pacitan bersama bibinya, Bu Watini, setelah Pak Soekotjo dan Bu Habibah (bapak dan ibu kandung Pak Beye) bercerai. Kisahnya mulai dari Pak Beya yang kala remajanya dipaggil Sus di Pacitan hingga tekat Pak Beye untuk keluar dari Pacitan demi menggapai citanya.

Bab 2 berisi kisah Bu Ani, mulai dari Bu Ani yang selalu tampil bersama Pak Beye sampai kasus Bu Ani yang sempat memakai jilbab sekeluarga. Dan Bab 3 kisah Mas Ibas, seperti yang sempat disinggung di atas.

Akhir kata, buku ini sangat menarik untuk disimak, yang tidak semua orang tahu selain wartawan kepresidenan. Menariknya lagi, di buku ini, Mas Inu menulis tentang bapaknya Nobita di serial Doraemon yang model rambutnya mirip Pak Beye (hal. 204-206)-yang akan membuat pembaca senyum-senyum membayangkannya. Juga bagaimana Mas Inu menyebut Mas Ibas dengan sebutan "putra mahkota" keluarga Yudhoyono-yang mungkin akan mengingatkan pembaca pada pangeran William yang menikah 29 April bulan lalu. *** *

Data Buku
Judul               : Pak Beye dan Keluarganya
Penulis             : Wisnu Nugroho
Penerbit           : Penerbit Buku Kompas, Jakarta
Cetakan           : I, 2011
Tebal               : xx + 308
ISBN               : 978-979-709-553-6
Harga              : 49.000,-

 
telah dimuat di Harian Bhirawa (2/12/2011)

0 Response to "Mengenal Lebih Dekat Keluarga Pak Beye*"

Posting Komentar

Tinggalkan komenrar Anda di sini!