Selamat Datang di Blog Sederhana ini. Semoga Bisa Bermanfaat. Amin...

SBY-JK dan Wajah Pendidikan Kita


Oleh: Abd. Basid

Berbicara kualiltas pendidikan era pemerintahan Susilo Bamabang Yudoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK), tidak bisa dielakkan akan kenilai plus-annya dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Hal ini banyak diakui banyak kalangan, baik murid, guru dan orang tua (wali murid). Terbukti pasca pemilihan legislatif kemarin, banyak yang memuji-muji SBY-JK karena perjuangannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Memang tidak semua kalangan beranggapan bahwa kulaitas pendidikan di Indonesia sekarang ini efektif, akan tetapi pada pemerintahan sekarang ini ada peningkatan—meskipun tidak 100 persen—dari sebelumnya. Yaitu salah satunya dengan adanya bantuan operasional sekolah (BOS), pendidikan gratis, dan sejenisnya.

Kebijakan ini tidak cuma terlaksana untuk para pelajar, akan tetapi juga untuk para guru, diantaranya dengan adanya sertifikasi guru dan tunjangan untuk pengawai negeri sipil (PNS). Dengan adanya kebijakan tersebut banyak kalangan yang berujar bahwa pada pemerintahan kali ini, untuk peningkatan kualitas pendidikan lebih efektif dari sebelumnya.

Kualitas pendidikan memang seharusnya lebih ditingkatkan dan diefektifkan. Karena pendidikan merupakan salah satu penentu nasib bangsa ke depan. Apabila masyarakat kita tidak berpendidikan, maka jangan harap bangsa kita akan lebih maju. Sebaliknya apabila masyarakat kita sudah berpendidikan, maka potensi untuk lelih maju lebih besar. Contoh konkretnya, dari saking pentingnya sebuah pendidikan (arahan), Allah mengutus seorang rasul. Semua itu tidak lain hanya untuk menata masyarakat (umat) yang madani. Hal ini selaras deangan apa yang disabdakan Rasulullah saw.; “innama bu’istu li utammima makarimal akhlak (seseungguhnya aku (Muhammad) diutus ke dunia ini hanya untuk menyempurnakan akhlak)”.

Dalam Nahjul Balaghah Sayyidina Ali r.a. berkata; “tiada kemiskinan paling papa, kecuali kebodohan. Tiada warisan paling berharga, kecuali pendidikan”. Pendidikan oleh Sayyidina Ali r.a. dianggap sebagai warisan paling berharga, karena pendidikan bisa membuat seorang manusia tidak rentan terhadap “kesesatan” dan ketidak tahuan atas pilihan-pilihan hidup. Tegasnya, pendidikan membuat manusia memiliki pilihaln-pilihan hidup yang lebih luas, memiliki panduan lebih cerdas dalam mengambil keputusan-keputusan tentang masa depannya, dan pendidikan membuat seorang anak manusia mampu mempertajam keterampilannya untuk menentukan masa depan (bangsa).

Dengan demikian, kiranya para pemimpin Indonesia ini bisa meneruskan peran seorang nabi—tapi tidak dengan atas nama nabi/rasul—dengan terus meningkatkan kualitas pendidikan ke depan. Tapi, permasalahannya, di Indonsia ini kebijakannya cenderung tidak konsisten, berubah-ubah. Dengan bergantinya kepemimpinan maka berganti pula kebijakan yang ada dan mulai mapan. Inilah salah satu wajah pemerintahan di Indonesia ini. Kebijakan SBY-JK sekarang, anggaran untuk pendidikan dari APBN sebanyak 20 persen, ntar bisa jadi pasca SBY-JK, kebijakan akan berubah dan berganti.

Dengan demikian, setidaknya pemerintah tidak mencampur adukkan antara politik dan pendidikan. Aggaran pendidikan memang demi rakyat, bukan pendidikan untuk politik. Tidak jarang ditemukan para petinggi kita, ketika berkampanye megobral janji—yang diantaranya menjanjikan kesejahteraan pendidikan. Namun, pada akhirnya tidak ada bukti. Dan ironisnya, kadang “sumbangan” yang diberikan sebelum pemilihan ditarik kembali, karena ia gagal memenangkan pemilihan.

Maka, penulis kira yang perlu dibenahi pemerintah sekarang-selanjutnya adalah masalah orang-orang kabinetnya. Era kepemimpinan sekrang (SBY-JK), untuk pendidikan kiranya sudah ada upaya peng-efektifan, dengan peningkatan dari 12 persen-16 persen-20 persen (sekarang).

Akhir kata, para pembaca jangan suudzon dulu. Opini penulis ini bukan berarti penulis pendukung fanatik SBY-JK, akan tetapi penulis berusaha bersikap objektif, karena pada masa SBY-JK memang ada yang patut di contoh. Dan semoga upaya yang dilakukan SBY-JK bukan karena unsur politik, tidak termasuk pada katergori pendidikan untuk politik.

0 Response to "SBY-JK dan Wajah Pendidikan Kita"

Posting Komentar

Tinggalkan komenrar Anda di sini!