Kemenangan Timnas U-19 atas Pra Pon Jateng pada pertandingan uji coba di Stadion Manahan Solo, Jateng, Senin (10/2) malam lalu membuktikan bahwa tim garuda muda Indonesia benar-benar tangguh dan patut dibanggakan. Tak pandang kelas lawan, kelas lokal atau nasional, tim U-19 tetap dan terus menunjukkan penampilan terbaiknya, tanpa ada rasa angkuh sama sekali.
Di samping itu, ada bebereapa kebiasaan Tim U-19 yang kalau kita amati bisa menjadi pesan moral. Seperti selebrasi pemain ketika tercipta dengan sujud syukur, doa seblum bermain, mencium tangan pelatih saat pergantian pemain.
Sujud syukur menunjukkan ungkapan rasa bahagia tanpa harus melupakan Tuhan, dzat yang maha kuasa. Doa sebelum bermain menunjukkan bahwa segala sesuatu harus dimulai dengan meyebut nama-Nya, hanya pada-Nya tempat meminta pertolongan. Dan cium tangan pelatih di saat pergantian pemain sebagai tanda penghormatan kepada orang yang telah mengajari sesuatu, di mana pelatih adalah “guru” yang memang pantas dihormat oleh “murid”.
Yang dibiasakan Tim U-19 ini tidak ubahnya pelajaran penting yang patut ditiru siapapun tanpa harus oleh mereka pemain atau klub sepak bola negeri ini. Hal itu merupakan dakwah bil hal (perilaku) yang pada umumnya lebih berpngaruh dari sekedar dakwah bil lisan (kata-kata).
*telah dimuat di Gagasan Jawa Pos (12 Februari 2014)
0 Response to "Pesan Moral Timnas U-19"
Posting Komentar
Tinggalkan komenrar Anda di sini!