Oleh: Abd. Basid
Artis seksi Julia Perez (Jupe) gencar diberitakan akan mencalonkan diri sebagai bupati atau wakil bupati di daerah kelahirannya, Pacitan, periode 2010-2015. Gelagatnya, Jupe akan diusung oleh Koalisi Ampera, yang beranggotakan delapan partai. Jupe akan diposisikan sebagai wakil calon bupati pasangan Nurcahyono, sepupu Susilo Bambang Yudoyono (SBY) (Republika Jatim, 7/4/2010).
Mendapatkan berita ini banyak kalangan pro kontra menyikapinya. Ada yang pro dan adapula yang kontra. Di Pacitan sendiri pun juga demikian. Terlepas dari semua itu, pertanyaannya sekarang; bagaimana jika Jupe benar-benar maju?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kiranya kita perlu dan harus melihat siapa dan seperti apa seorang Jupe. Seperti yang kita ketahui semua bahwa Jupe adalah artis yang banyak penggemarnya. Dengan kesohoran Jupe banyak orang yang suka padanya. Namun, penulis kira, kalaupun banyak yang suka, bukan untuk menjadi pemimpin (baca: bupati/wabup). Melainkan, tidak ubahnya karena keartisan seorang Jupe. Terbukti dari sekian banyak dan diberitakan media bahwa yang suka Jupe adalah golongan anak muda dan pelajar yang notabenenya suka pada “sensasi”. Dan “sensasi” itu ada dan dimiliki oleh Jupe.
Seperti yang sering kita lihat, Jupe adalah artis yang cara berpakaiannya sering tidak sesuai dengan adat ketimuran. Pakaian yang sering ia pakai tidak jarang berupa pakaian yang berbau seronok. Menampilkan buah dada yang memancing, pusar yang menawan, pantat yang menggoda dan sejenisya. Ketika seperti itu, layakkah seorang Jupe menjadi bupati?
Seorang Jupe memang wajar ketika berniat mencalonkan diri sebagai cabup/wabup karena melihat dia yang juga sebagai warga negara yang juga punya hak memilih dan dipilih. Namun, bagaimana jika Jupe manjadi Bupati?
Seorang pemimpin seharusnya mempunyai sifat-sifat kepemimpinan. Apa saja kriteria seorang pemimpin? Kriteria utama seorang pemimpin setidaknya bisa kita lihat dari sosok pemimpin ideal, Rasulullah Muhammad saw.; Pertama, seorang pemimpin harus bisa memberi contoh (suri tauladan) yang baik pada rakyatnya. Baik dari segi perilaku maupun berbuatan. Hal ini dicontohkan dan ada pada diri Rasullullah Muhammad saw., sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an yang artinya; “sesungguhnya pada diri Rasulullah Muhammad saw. ada suri tauladan yang baik (QS. Al-Ahzab: 21)”.
Kedua, mempunyai kemampuan politik. Hal ini, dalam arti sempitnya seorang pemimpin harus bisa berorganisasi. Untuk menjadi seorang pemimpin tidak harus pinter, namun tidak juga bodoh-bodoh amat. Seorang pemimpin harus bisa berpolitik sebagaimana politik ala Rasulullah Muhammad saw. yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan dan kemanusian. Apalagi dunia politik itu memang dunia yang sensitif, rawan, dan rentan akan awasan publik.
Dalam dunia politik, politikus akan dihadapakan pada penataan daerah/rakyat. Dan dalam dunia politik pula politikus dihadapakan pada pengorganisiran daerah/rakyat. Ilmu itu tidak akan kita dapat dengan hanya wacana saja, melainkan harus dilaksanakan dan dipraktikkan. Dari saking pentingnya penataan dan pengorganisiran dalam kepemimpinan sampai ada ungkapan, “al-Haqqu bila nidzamin yaghlibuhu al-Bathil bi nidzamin” (kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir).
Ketiga, bermoral. Artianya seorang pemimpin harus tidak cacat moral. Sebab politikus yang bemoral, maka ia akan hati-hati. Dia yang sudah bermoral tidak akan melanggar undang-undang (UU). Moral akan menjadi rambu-rambu baginya. Tentang hal ini Rasulullah Muhammad saw. bersabda yang artinya, “sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak (moral)”.
Kalau kita melihat kriteria di atas, adakah pada Jupe kriteria tersebut? Untuk kemampuan berpolitik mungkin Jupe terbilang bisa berpolitik, tapi nanti akan jadi politik artis. Untuk moral dan suri tauladan yang baik, selama ini kiranya Jupe belum memberikan suri tauladan yang baik. Padahal seorang pemimpin adalah panutan bagi orang yang dipimpinnya, jika pemimpinnya memberi contoh yang jelek, maka jangan harap bawahannya akan baik. Untuk itu, jika Jupe jadi bupati, maka tunggulah “kenikmatan” Jupe di Pacitan. Pacitan pasti akan jadi daerah wisata turis luar negeri. Naudzubillah!
Menurut saya sih...melihat sepak terjangnya selama ini rasa2nya dia tidak akan menjadi seorang pemimpin yang baik. kelebihannya cuma satu, klo dia jadi bupati kemungkinan anak buahnya jadi rajin masuk kantor..hehehehe
BalasHapusSalam hangat & sukses selalu...